Setelah melakukan pengabdian di masyarakat kurang lebih selama 45 hari, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) angkatan ke-36 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Pacitan resmi berakhir.
Dr. Mukodi, M.S.I. dalam sambutannya menyampaikan, agenda KKN-36 merupakan kegiatan yang bersejarah bagi mahasiswa setelah mengabdi dengan bekal yang dimiliki untuk ditularkan sekaligus beradaptasi dengan warga masyarakat.
“Hari ini adalah hari yang bersejarah karena KKN-36 tidak mungkin diulang lagi, banyak hal yang telah dilakukan selama di masyarakat,” kata Dr. Mukodi saat penutupan KKN-36.
Sesuai dengan tema yang digunakan tahun ini Peningkatan Kualitas SDM melalui Gerakan Masyarakat Peduli Stunting, mahasiswa telah memiliki modal awal yang bisa disosialisasikan kepada masyarakat utamanya pengetahuan terkait stunting agar tercipta generasi yang lebih baik.
“Dengan mengenal stunting, Ibu-Ibu bisa memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan, karena anak-anak yang dikatakan stunting memang anak-anak yang gizi buruk sehingga mahasiswa bisa memberikan edukasi tersebut dan semoga bisa menjadi investasi di akhirat kelak,” ungkapnya.
Pengabdian yang dilaksanakan selama KKN berdampak positif bagi warga masyarakat karena terbantu mulai dari administrasi, bahkan kegiatan-kegiatan di pemerintahan desa yang ditempati menjadi lebih beragam.
“Prinsipnya adalah mengabdi sekali beramal selamanya dan kalian semua di sana adalah prototipe uswatun hasanah yang baik,” imbuhnya.
Lebih lanjut, beliau juga mengingatkan kepada mahasiswa untuk tidak terlena dalam menyelesaikan tugas akhir sebagai syarat merampungkan perkuliahan S1.
“Jangan lupa mengerjakan skripsi, yang sudah sempro, sudah revisian kalian para mahasiswa mohon untuk komunikasi, konsultasi menghadap kepada dosen pembimbing untuk minta dibimbing agar skripsinya cepat jadi dan selesai,” tandasnya.
Sementara itu, Sugiyono, M.Pd. selaku Ketua Pelaksana KKN-36 mengapresiasi seluruh mahasiswa yang telah mengoptimalkan kinerjanya selama melakukan pengabdian di lapangan.
“Teman-teman tentu menghadapi kondisi yang ideal justru itu kondisi yang baik karena teman-teman bisa beradaptasi dan bisa melaksanakan proker dengan baik, semoga bisa menjadi bekal ketika teman-teman nanti sudah lulus dan terjun di masyarakat,” pungkasnya.