Merespon sastra masuk kurikulum, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Pacitan menggelar Kuliah Umum bertajuk “Meninjau Program Sastra Masuk Kurikulum” yang diselenggarakan di Aula kampus setempat, (12/6/2024).
Prof. Dr. Djoko Saryono, M.Pd. selaku narasumber dari Universitas Negeri Malang (UM) menyampaikan sastra masuk kurikulum bukanlah hal baru, namun sebagai sebuah keberlanjutan untuk disajikan secara utuh.
“Sebenarnya sejak zaman Belanda sastra sudah masuk di sekolah, sehingga adanya hal tersebut sebagai tindak lanjut,” ujarnya.
Adanya program sastra masuk sekolah bisa memperbaiki budaya membaca sastra menjadi lebih baik sekaligus sebagai peluang dalam meniti karir di masa depan.
“Seorang guru tidak harus jadi sastrawan, tapi seorang guru dan dosen yang hebat adalah sastrawan,” tandasnya.
Hal tersebut berpengaruh terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia karena dapat berlangsung secara kreatif dan inovatif.
“Sekarang diperlukan guru-guru bahasa dan sastra Indonesia yang mampu menciptakan kreasi dan inovasi,” tuturnya.
Dalam paparannya, Prof. Djoko Saryono menjelaskan, kreasi dan inovasi yang dimaksud berkenaan dengan penyesuaian, pembaharuan, penemuan, dan penciptaan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
“Capaian pembelajaran, bahan ajar dan peraga pembelajaran, pendekatan, metode, strategi pembelajaran, dan penilaian pembelajaran,” imbuhnya.
Senada dengan hal itu, Dr. Mukodi, M.S.I. berharap adanya kuliah umum ini bisa memantik para mahasiswa calon guru bahasa Indonesia memiliki komitmen untuk mengembangkan keilmuan dan meningkatkan kualitas.
“Semoga kuliah ini benar-benar bermakna bagi mahasiswa dan bagi dosen sehingga setiap saat bisa memperbarui pengetahuan yang dimilki,” pungkasnya.