Olahan berbahan dasar singkong saat ini sudah mulai bervariasi. Selain bisa diolah menjadi makanan pengganti nasi, singkong juga bisa diolah menjadi Modified Cassava Flour atau yang lebih dikenal dengan tepung mocaf.
Seperti yang tengah dilakukan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Pacitan kelompok 3 Desa Wonoanti dengan menggelar Workshop Pengolahan Singkong Menjadi Tepung Mocaf.
“Melalui workshop ini kami berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang cara mengolah singkong menjadi tepung mocaf, yang merupakan salah satu alternatif bahan pangan yang sangat bernutrisi,” kata Ria Maharani selaku mahasiswa KKN.
Karena singkong merupakan salah satu hasil pertanian masyarakat Desa Wonoanti yang kaya akan nilai gizi sekaligus memiliki nilai jual sehingga mahasiswa KKN berinisiatif untuk mengoptimalkan olahan dari bahan pangan lokal tersebut.
“Masyarakat sangat antusias dengan adanya workshop ini karena memang baru diadakan pertama kali,” tuturnya.
Selain itu, olahan singkong menjadi tepung mocaf sengaja dipilih karena kaya akan manfaat, memiliki nilai gizi yang baik, memiliki kandungan gula yang rendah sekaligus bisa dijadikan alternatif untuk menggantikan tepung terigu.
“Jadi tepung mocaf ini bisa digunakan untuk membuat donat, mi, cilok, dan aneka macam kue,” tandasnya.
Lebih lanjut, Ria mengatakan cara pengolahannya pun terbilang mudah dan bisa dilakukan oleh masyarakat di Desa Wonoanti.
“Mulai dari pembersihan singkongnya, kemudian dikupas, proses pengerokan, dicuci dengan garam. Setelah itu dipotong menjadi chip dan melalui proses fermentasi dengan larutan ragi, penirisan, pengeringan menggunakan wadah berongga, dan tahap penghalusan menjadi tepung.
Pihaknya berharap, peserta yang mengikuti workshop bisa menerapkan ilmu yang telah diperoleh dan menjadi solusi dalam mengembangkan usaha masyarakat setempat.
“Semoga masyarakat lebih peduli pada kesehatan dengan lebih memilih tepung mocaf dari pada tepung terigu karena memiliki nilai gizi yang lebih baik,” pungkasnya.