Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta berkolaborasi dengan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Pacitan melaksanakan kegiatan dengan tajuk Tarbiyah Suka Mengajar (TSM) yang sudah memasuki hari kedua. Kali ini kegiatan dipusatkan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ma’arif 06 Mantren, Kebonagung, Pacitan dengan materi Aksara Jawa, Jumat (22/12/2023).
Dalam kegiatan ini, Salsabila I’tilaful Adzibah, S.Pd. selaku pemateri dari tim kreatif wakil dekan III Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Sunan Kalijaga membagikan ilmunya tentang cara cepat memelajari aksara jawa kepada siswa-siswi MTs Ma’arif 06 Mantren menggunakan metode “Cara Ngapak”.
“Sempat tanya kan sama anak-anak kalau belajar aksara jawa gimana, ternyata metodenya menghafal dari hanacaraka sampai akhir. Nah kemudian kita kenalin dengan metode Cara Ngapak yang lebih cepat karya dari Ahmad Fikri AF,” ujar Salsa.
Hal ini penting untuk dikenalkan kepada siswa-siswi karena zaman sekarang ini aksara jawa sudah mulai ditinggalkan khususnya bagi kaum muda. Sedangkan pada zaman dahulu raja-raja itu bisa terhormat dengan tulisan aksara jawa. Sehingga teman-teman dari Pusat Kajian Aksara Nusantara menularkan ilmunya.
“Kita menjelaskan dalam metode ini ada CA RA NGA PA KA TA JAM. Misalnya huruf CA, di mana dalam huruf ini ada empat turunan, yaitu SA DA WA DHA. Setelah menjelaskan kita langsung menugaskan anak-anak praktik ke papan tulis. Jadi kita menuliskan aksara jawa, mereka menerjemahkan ke latin. Terus kita membuat kotakan 20 Hanacaraka dan mereka mengaku paham dengan materi yang dijelaskan,” jelasnya.
Pihaknya berharap, dengan metode tersebut siswa-siswi menjadi tertarik dengan aksara jawa. Selain itu, dengan memelajari aksara jawa bisa digunakan untuk membaca serat zaman dahulu yang tidak semua orang bisa membacanya karena minimnya pengetahuan akan ilmu tersebut.
“Kita sempat bertanya ke Dr. Mukodi, M.S.I tentang serat zaman dahulu, dan ternyata di Pacitan ada tetapi masih minim yang bisa baca. Kita enggak bisa berharap semua anak-anak tadi bisa ya, tapi mungkin satu mutiara di antara berapa pasir itu akan muncul dan dia yang nantinya bisa menggali serat-serat itu supaya sebagai wong jowo ora ilang jowone,” imbuhnya.
Sementara itu, Imroatus Sholihah selaku Kepala Madrasah MTs Ma’arif 06 Mantren merasa senang sekali dengan kedatangan teman-teman UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah hadir untuk memberikan ilmu, memberikan wawasan baru untuk anak-anak.
“Biasanya anak-anak kalau aksara jawa kan sulit sekali, menghafalkan sulit. Walaupun sebenarnya ini waktu libur tapi alhamdulillah anak-anak disuruh masuk juga mau dan Bapak Ibu guru juga alhamdulillah kerso masuk. Semoga kerja sama ini senantiasa berlanjut,” terangnya.