Dalam rangka Dies Natalis ke-10 program studi (prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) salah satu jurusan yang ada di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Pacitan menggelar Kajian Khusus Ramadan dirangkaikan potong tumpeng dan buka bersama. Agenda ini berlangsung di Pendopo kabupaten setempat, Jumat, (29/3/2024).
Ketua STKIP PGRI Pacitan, Dr. Mukodi, M.S.I. dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada prodi PGSD yang telah bertambah usia bertepatan dengan momentum bulan ramadan 1445 H.
“Di ulang tahun yang ke-10 ini menjadi penanda kalau kita memiliki keluarga yang memasuki usia sudah bisa berkomunikasi dengan baik, beraksi dengan baik,” ujarnya.
Lebih lanjut, pihaknya berharap kepada mahasiswa prodi PGSD untuk peka terhadap problematika yang ada saat ini sehingga semangat belajarnya saat kuliah senantiasa tumbuh.
“Karena tantangan tahun ini tidak mudah karena sangat kompleks. Jika tidak hati-hati bisa bahaya, kalau tidak update dengan informasi dan teknologi saat ini juga bahaya,” jelasnya.
Sehingga beliau menekankan untuk melakukan kerja sama sekaligus meningkatkan kualitas dan kualifikasi personal yang ada di dalam diri mahasiswa.
“Para mahasiswa harus betul-betul meningkatkan empat kompetensi, mulai dari pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional,” harapnya.
Hal ini menjadi penting karena saat ini informasi terkait ilmu pengetahuan berkembang begitu pesat, sehingga mahasiswa diharapkan bisa menangkap peluang ide dengan cepat.
“Kompetensi kepribadian mahasiswa tolong diasah, melalui kajian spesial ramadan yang digelar ini agar tidak sia-sia,” tandasnya.
Sementara itu, M. Amruddin Latief, M.Pd. selaku narasumber kajian ramadan yang mengusung tajuk “Mewaspadai Puasa yang Sia-Sia dan Tidak Berdaya Guna” menyampaikan bahwa puasa dan semua syariat islam tidak ada yang mengajarkan egois.
“Puasa hakikatnya agar kita merasakan yang terjadi pada orang lain agar kita punya rasa empati, memahami orang lain dan menurunkan ego,” terangnya.
Beliau juga mengaitkan tajuk tersebut dengan Maslahah Mursalah yang mengajarkan untuk memberikan sumbangsih terbaik sesuai dengan porsi masing-masing.
“Misal menjadi guru, jangan semata-mata hanya memikirkan honor tapi menyisakan ruang kepada diri untuk mengabdi pada pendidikan,” pungkasnya.