Program Studi Pendidikan Matematika (PM) Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Pacitan melaksanakan Seminar Pendidikan yang mengangkat tema “Pembelajaran Matematika yang Kreatif dan Inovatif pada Kurikulum Merdeka” berpusat di Aula kampus setempat, Sabtu (22/6/2024).
Kurniawati Budi Rahayu, S.PSI. M.PSI. selaku pemateri pertama menyampaikan seorang guru kerap menghadapi permasalahan dan tantangan, namun sebagai guru yang menganut merdeka belajar selalu mencari cara dalam memfasilitasi murid dengan menciptakan media pembelajaran.
“Media pembelajaran banyak jenisnya, mulai dari permainan, infografis/poster, video, aplikasi, alat peraga, dan lagu,” ujarnya saat mengisi seminar.
Salah satu media pembelajaran yang diminati oleh siswa merupakan permainan interaktif. Tapi terkadang beberapa murid mengeluh dengan adanya media pembelajaran tersebut karena tidak dilibatkan dalam pembuatannya sehingga guru kurang tepat dalam menentukan permainan interaktif yang diterapkan.
“Di sini kita akan belajar bersama menentukan dan merancang game interaktif yang merdeka belajar melalui design thinking agar bisa sesuai dengan kebutuhan,” terangnya.
Dalam menerapkan proses design thinking, terdapat beberapa poin penting yang harus diperhatikan terkait empati untuk menyesuaikan minat murid, definisikan berkaitan dengan langkah dalam memetakan pembelajaran mana yang bisa disajikan dalam bentuk permainan interaktif, ide berkaitan dengan mencari referensi permainan interaktif sebanyak-banyaknya, purwarupa untuk menentukan desain sederhana permainan interaktif yang akan dibuat, dan melakukan uji coba terbatas kepada beberapa murid untuk mengetahui efektifitas penggunaan permainan interaktif tersebut.
“Misalnya untuk pembelajaran matematika kita bisa menggunakan permainan interaktif berupa bawa PECEL buat belajar matematika, ninja master kali bagi, maupun faktor bilangan,” ucapnya.
Senada dengan hal itu, Anita Nur Apriyani, S.Pd. selaku pemateri kedua menambahkan seorang guru harus mampu mengenali keragaman siswa, merespon kebutuhan belajar siswa dan mampu merancang pembelajaran serta evaluasi pembelajaran berdiferensiasi untuk menghadapi anak didik di kelas yang semakin beragam.
“Karena faktanya terdapat keragaman kemampuan, kecerdasan, latar belakang maupun modalitas belajar,” imbuhnya.
Sehingga untuk menunjang keberhasilan pembelajaran berdiferensiasi penting melakukan perencanaan dan pelaksanaan yang bervariasi dengan memperhatikan kebutuhan belajar murid serta menggunakan strategi diferensiasi.
“Menggunakan diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk,” tandasnya.
Dalam paparannya, Anita menjelaskan penerapan pembelajaran berdiferensiasi memiliki beragam manfaat untuk siswa karena tercipta pertumbuhan yang sama bagi semua siswa, pembelajaran yang menyenangkan, dan pembelajaran yang dipersonalisasi.
“Setiap anak itu istimewa dan unik, maka pembelajaran berdiferensiasi merupakan persyaratan bagi terlaksananya pembelajaran untuk semua,” pungkasnya.